Sabtu, 31 Mei 2014

Urgensi Mentoring

Banyak yang bertanya - tanya terutama dari kalangan teman - teman ane sesama mahasiswa tentang mentoring, "apa sih gunanya mentoring? Ngapain kita harus mentoring?". Ya, mungkin bukan mereka saja tetapi ane sendiri pun bertanya - tanya demikian.
Ane sendiri belum sepenuhnya merasakan manfaat mentoring karena pelaksanaannya pun hampir seminggu sekali bahkan bisa kurang. Tetapi masih teringat oleh ane saat dulu semester awal pelaksanaan mentoring masih rutin dilakukan seminggu sekali, dan manfaatnya pun sangat terasa.
Sebelum lebih dalam mengupas tentang mentoring, ane kenalkan dulu definisinya nih berdasarkan batas akal ane, hehe. Mentoring itu sebuah kelompok kecil yang terdiri dari pembina atau pementor, yang kalau bahasa Arabnya murobbi, dan binaan atau menti, dimana mereka saling bertukar pikiran atau sharing mengenai suatu disiplin ilmu agar para menti dapat menguasainya secara mandiri.
Secara teori--mungkin lebih ke menurut pedapat beberapa orang yang berpengalaman soal mentoring--, mentoring itu sangat penting untuk membangun dan melatih sebuah keahlian atau disiplin ilmu. Nggak cuma itu aja, dalam mentoring juga kita bisa memahami berbagai karakter melalui diskusi dan bagaimana cara menghadapinya. Dalam mentoring juga seorang pementor ditantang untuk menghadapi para menti dengan berbagai karakter dan watak yang berbeda, namun ia harus tetap menjaga keutuhan kelompok mentoringnya dan dapat melatih serta membimbing mereka hingga mereka mandiri. Mentoring pun harus dilakukan secara sistematis, teratur dan rutin serta tidak membosankan. Artinya harus banyak melakukan variasi agar para menti tidak cepat jenuh--ini yang sebenarnya menjadi tantangan yang lumayan berat bagi ane karena ane orangnya cenderung monoton, hohoo--.
Orang - orang yang membentuk kelompok diskusi dalam skala kecil seperti mentoring biasanya akan lahir menjadi orang yang sukses. Kenapa? Berikut ane ulas sedikit mengenai manfaat mentoring terutama berdasarkan pengalaman dan pemikiran ane yang masih sempit.
1) Mentoring dapat membangun sebuah keluarga baru
Ya, bisa jadi. Apabila seorang pementor mampu menjadi "orang tua" bagi adik-adik mentinya, maka momen - momen berkumpul dengan kelompok mentoring akan selalu dinanti-nantikan oleh mereka. Sebuah perkumpulan atau jama'ah dapat juga disebut sebagai keluarga apabila orang-orang dalam perkumpulan tersebut dapat mencurahkan isi hatinya dan saling bertukar pikiran dan perasaan. Begitu juga dengan kelompok mentoring, ia tidak hanya sebagai tempat untuk mengasah suatu disiplin ilmu tetapi juga untuk membangun sebuah keluarga, dimana para mentinya dapat mencurahkan isi hatinya kepada pementor dan teman - teman kelompoknya sehingga mereka pun dapat saling tolong - menolong dan menghibur satu sama lain.  Ah, ini mungkin yang dimaksud oleh Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam tentang ukhuwah Islamiyah. Indah sekali, bukan? ^_^
2) Tempat untuk melatih suatu disiplin ilmu dan keahlian
Sudah jelas, suatu disiplin ilmu atau keahlian bila dibahas dan dipelajari bersama – sama dalam lingkup kecil maka sang pementor akan lebih mudah memantau adik – adik mentinya apakah mereka sudah menguasai atau tidak, ada yang bermasalah, dan sebagainya. Mentoring yang menjadikan Islam sebagai disiplin ilmu yang dipilih untuk didiskusikan mempunyai keunggulan yang tinggi daripada lainnya. Hal itu dikarenakan agama Islam merupakan agama yang syamil (lengkap), sehingga tak hanya soal ibadah yang dibahas melainkan disiplin ilmu lainnya juga dibahas dari segi kaca mata Islam.
3) Sebagai alarm khususnya buat pementor
Allaah berfirman dalam Surat As-Shaff ayat 2 dan 3 bahwasanya Allaah membenci orang – orang beriman yang mengatakan sesuatu yang tidak pernah diperbuatnya. Jika kita benar – benar mencintai Allaah dan takut bila kita dibenci oleh-Nya sudah seharusnya seorang pementor melaksanakan apa – apa yang disampaikan kepada mentinya. Mungkin banyak dari kita takut bila ditawarkan menjadi seorang pementor karena khawatir tidak dapat istiqomah sehingga tidak melaksanakan apa – apa yang disampaikan kepada mentinya. Tetapi satu hal yang perlu diingat, yaitu pahala orang yang berbagi kebaikan. Ya, Rasulullaah pernah bersabda bahwasanya barang siapa yang berbagi satu kebaikan maka Allaah akan membalasnya dengan sepuluh kebaikan! Berarti ada berapa kali lipatkah pahala kita bila kita menjadi seorang pementor?
4) Menciptakan generasi yang berkualitas
Buah yang baik tumbuh dari pohon yang baik. Ya, mungkin perumpaan ini cocok untuk mentoring. Dalam kegiatan dakwah, mentoring adalah salah satu media pengkaderisasian yang efektif. Kita coba lirik lagi manfaat dari mentoring pada poin dua dan tiga. Apabila mentoring benar – benar dilaksanakan dan pementornya adalah pementor yang berkualitas (sesuai standar), maka tak dapat dipungkiri bahwa akan lahir menti – menti yang berkualitas pula. Banyak tokoh nasional, agama, bahkan tokoh dunia yang dahulunya—mungkin sampai akhir hayatnya—mempunyai kelompok mentoring. Kita sebut saja presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno, beliau juga punya kelompok mentoring bersama dengan beberapa tokoh nasional lainnya—ane lupa siapa aja, hehe--. Berikut adalah kutipan dari sebuah blog yang menceritakan siapa saja tokoh yang sudah mengenyam rasanya mentoring.
"Jesse Jackson, senator negro pertama AS, yang Yahudi. Salah satu binaannya adalah Lewis “ Scooter” Libby ( Staf DEPLU AS), dan salah satu binaan dari mentoringnya Yahudi dari Libby ini, sekarang menjabat sebagai Presiden Bank Dunia, Paul Wolfowitz ( Pasti tahu dia kan ?)
Badiuzzaman Said Nursi, pemimpin Harokah Islamiyah dari Turki, penentang sekulerisme Kemal Pasha, dengan jamaahnya, Jamaah Nur, dan risalahnya, Risalah Nuriyah, punya kader yang masih dalam mentoringnya langsung, yaitu Dr. Necmetting Erbakan, dengan Partai Refah-nya, mantan PM Turki yang akhirnya terjungkal oleh militer, digantikan oleh Tanshu Ciller, dan hingga akhir hayatnya, dilarang terjun ke politik. Namun, Erbakan ini punya 11 binaan yang dipersiapkan untuk terjun ke politik praktis, dan 2 diantaranya adalah Abdullah Gul ( Presiden Turki sekarang) dan Recep Thayyip Erdogan ( PM Turki sekarang), yang mendapatkan amanah kepemimpinan dengan partai baru, Partai Keadilan dan Persatuan.
Arifin Panigoro, Aburizal Bakrie, Abdul Latief, dan Fadel Muhammad, adalah kader Golkar, yang sengaja dibentuk semenjak masih di bangku kuliah ITB untuk mengendalikan sektor riil Indonesia, dengan suatu saat nanti mengendalikan asosiasi dagangnya, yaitu KADIN. Mereka terkenal dengan sebutan “Grup Gelapnyawang”, murobinya, pasti semua kenal, Ginanjar Kartasasmita, Ketua DPD RI sekarang.
Tahu teman satu mentoring-nya Einstein ? Ya, Schrodinger! Dan tahu nama komunitas diskusinya ? Ya, The Royal Society, yang sudah ada semenjak Sir Isaac Newton hingga Stephen Hawking sekarang.
Tahu Dawam Rahardjo ? Semenjak mudanya, dia punya halaqoh sendiri, dengan teman- temannya yaitu Ahmad Wahib ( Alm) dan Mukti Ali. Ketiganya, gencar hingga sekarang mengkampanyekan “pembaharuan Islam”"


Sebenarnya masih banyak manfaat – manfaat mentoring sehingga mentoring begitu penting untuk dilaksanakan. Yang jelas, buat ane mentoring itu asik. Pandai – pandailah memanfaatkan mentoring, dan bagi yang belum mentoring segeralah membentuk kelompok mentoring kalo mau jadi “tokoh”. ^^