Selasa, 18 November 2014

BBM Naik? So What Must We Do?

                Jujur, ane bukan termasuk orang yang peduli amat soal pemerintahan dan perpolitikan di Indonesia. Maklum, sudah terlanjur eneg dengan kebusukan – kebusukan yang dibungkus rapih dengan kata – kata mainstream—ya contohnya kata – kata yang kaya di slogan – slogan kampanye itu lho—. Tapi ane gak habis pikir, kok bisa ya BBM di Indonesia naik sedangkan BBM di dunia turun harganya? Apa masalahnya? Mana janji – janji Pak JKW yang katanya identik dengan kedekatan dengan rakyat? Ini menjadi tanda tanya besar bagi rakyat Indonesia sendiri terutama bagi rakyat wong cilik yang sudah sangat berharap dengan Pak JKW ini. Lalu apa kita diam saja menghadapi situasi seperti ini? Tidak, kawan.
                Lalu apa yang harus kita perbuat? Demo, rusuh, menghancurkan istana presiden, serang gedung DPR, atau apa? Ane nggak menyalahkkan rakyat yang anarkis karena marah dengan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Ane juga nggak menganggap aksi – aksi yang dilakukan mahasiswa baru – baru ini hanya usaha sia – sia. Ya kita lihat saja bagaimana proses tergulingnya pemerintahan orde baru. Ya, dengan aksi – aksi para mahasiswa seluruh nusantara untuk mengepung gedung – gedung milik pemerintahan. Aksi yang anarkis? Betul. Karena jika bukan cara demikian, mungkin saja sampai saat ini pemerintahan orde baru masih eksis melenggang samapi saat ini. Tapi yasudahlah, ane menawarkan alternatif lain yang lebih damai.
                Ane itu seorang pecinta dunia eksperimen yang berbau sains khususnya di bidang kimia dan biologi—walaupun sampai saat ini belum juga menghasilkan satu buah karya penelitian, hikss—. Terbesit dalam pikiran ane, mengapa mahasiswa – mahasiswa ber-background sains tidak mencari alternatif yang lain saja untuk menggantikan BBM yang sekiranya lebih ekonomis dan efisien dan dapat merealisasikannya minimal skala kota? Ane sering surfing on internet dan ternyata banyak sekali pelajar (siswa dan mahasiswa) yang sudah berhasil membuat inovasi untuk alternatif BBM. Unik – unik, dimulai dari pemanfaatan urin (air kencing), pemanfaatan biodiesel dari minyak jelantah, ide menerapkan mobil listrik, dan masih banyak lagi. Kreatif – kreatif kan pelajar – pelajar Indonesia? Tetapi belum semua ide itu terealisasikan apalagi sampai skala nasional. Lalu apa yang menjadi masalah? Ane berasumsi bahwa pemerintah secara umum—walaupan ada juga yang peduli seperti Pak Dahlan Iskhan—kurang memperhatikan ide – ide kreatif itu, hanya sebatas mengapreasiasi dengan kata – kata dan mendukung hanya sekedarnya. Ane pikir, jika pemerintah benar – benar peduli dengan masalah energi di Indonesia terutama masalah bahan bakar minyak dan bersungguh – sungguh merealisasikannya, bukan hal yang mustahil bagi Indonesia untuk menjadi negara maju yang bahkan bisa sejajar dengan Jepang, wallaahu a’lam. Jadi, mungkin saja ini salah satu alasan kebanyakan para pelajar Indonesia yang merantau ke luar negeri memilih menetap di sana berkarya dan berkarier. Sudah gaji besar, dihargai pula, enak bukan? Hehe...
                Itu hanya sedikit gambaran saja dari hipotesis (dugaan) ane. Coba mari kita fokus mencari solusi. Ane pikir, mengapa para inovator tidak bekerja sama dengan pengusaha Indonesia yang peduli dengan masalah energi terutama dalam hal BBM? Daripada kita berharap – harap dan mengecam pemerintah, ane pikir paling tidak alternatif BBM dapat terealisasi skala daerah atau sampai kota. Asalkan para saintis dan pengusaha yang peduli dengan masalah rakyat—camkan, yang PEDULI. Karena ane pikir jika pengusaha hanya sekedar untuk mencari keuntungan, ane rasa inovasi tersebut tidak akan jalan—mau bekerja sama, ane yakin insya Allah ide – ide itu bisa terealisasi. Paling tidak, kita dapat menolong diri kita dan masyarakat sekitar dalam skala daerah. Siapa tahu, ternyata banyak pengusaha – pengusaha di luar kota yang tertarik dengan inovasi kita dan akhirnya mau mengembangkan usahanya lewat inovasi kita.

                Cukup sekian postingan dari ane. Senang rasanya bisa kembali menulis lagi. Kritik dan saran sangat dibutuhkan, untuk menolong diri kita dan masyarakat lainnya yang kalang kabut memikirkan mahalnya ongkos dan jajan sehari – hari, hehe.. J