Minggu, 13 Juli 2014

Jangan Katakan "Karena cinta"!

               Prihatin, loh. Banyak orang rela bertindak "gila" dengan alasan cinta dan sayang, tapi sebenarnya dia sedang menghancurkan masa depannya dengan cara yang tidak tepat. Yap, kali ini ane bicara soal cinta dua insan berbeda dari jenis kelaminnya.
                Oke, mari kita flashback lagi ke beberapa kasus yang sering terjadi. Bunuh mantan pacar, pemerkosaan, aniaya pacar, perselingkuhan, hamil di luar nikah, dan segudang masalah lainnya. Coba kita bayangkan, apakah masalah - masalah tersebut sering terjadi bahkan sangat amat sering terjadi khususnya di Indonesia? Bagaimana perasaan kita saat melihat kasus tersebut sering diberitakan di TV? Shock, kaget, sedih, prihatin, atau hanya biasa - biasa aja? Kalau biasa - biasa aja, apa yang ada di benak saudara - saudara? Kalau boleh ane tebak mungkin aja dalam hati saudara – saudara ada yang berbisik begini, "ah, udah sering terjadi.", "ya mau bagaimana lagi, keadaannya memang begitu.", atau "namanya juga udah cinta, jadi gila deh.". Pernahkah kamu berpikir mengapa ini sering terjadi? Apa akar penyebabnya? Yuk mari ane ajak untuk berpikir lebih dalam.
                Coba kamu bayangkan, ketika kamu cinta dengan seseorang lalu kamu berpacaran dengannya selama bertahun - tahun (misalkan 10 tahun). Lalu di tengah jalan hubunganmu harus berakhir secara paksa dan orang yang sangat amat kamu cintai itu pergi besama yang lain. Mungkin nggak kamu bisa move on dalam waktu yang cepat? Kalau ane tebak, pasti tidak. Kalaupun ada, itu hanya segelintir orang yang berhasil. Lalu apa yang mungkin bisa dilakukan kalau keadaannya sudah begitu?
                Dampak lain dari berpacaran terlalu lama namun kandas di tengah jalan, yaitu gagal move on sampai ke pernikahan dengan pasangan yang lain. Biasanya, terlalu sering bersama – sama dengan seseorang hingga membentuk momen – momen yang indah dan berkesan akan menyisakan bekas yang mendalam dalam memori dan hatinya. Meskipun sudah lama berpisah dan bertemu dengan pasangan yang lain, ia akan tetap terkenang – kenang masa – masa indah itu terutama saat bertemu mantan pacar—eaa--. Makanya, tidak heran jika pasangan kita coba – coba curi pandang atau sejenisnya dengan mantan pacarnya dahulu, hehehe.
                Di lain kasus, biasanya pacaran itu rawan selingkuh. Kok bisa? Bisa dong, karena pacaran adalah ikatan cinta tanpa peresmian. Artinya, jika ada dua insan yang sama-sama suka, biasanya mereka akan menjalin ikatan cinta tanpa ingin diresmikan—baca: nikah. Ini juga salah satu bentuk ketidak seriusan seseorang dalam menjalin cinta dengan pasangannya, karena pernikahan adalah salah satu bentuk keseriusan seseorang dengan pasangannya. Tanpa adanya pernikahan, seseorang yang berpacaran pun akan menganggap remeh dengan urusan hubungannya. Bila ia sudah bosan dengan pasangannya, ia bisa saja mencari pasangan lain dan memutuskan hubungan dengan pacaranya secara sepihak. Kalau sudah begitu, kepada siapa kita bisa menuntut? Tidak ada. Akibatnya, terjadilah macam – macam peristiwa negatif, salah satu yang ekstrim ialah pembunuhan mantan pacar. Hal itu pun akan tipis kemungkinannya bilamana hubungan cinta dijalin dalam bentuk pernikahan, karena dalam pernikahan tidak hanya melulu soal cinta tetapi juga soal tanggung jawab.
                Pacaran juga merupakan gerbang dari segala bentuk perzinahan. Kamu tahu kan peristiwa hamil di luar nikah? Mengapa bisa demikian? Ane pernah membaca kisah seseorang perempuan dari sebuah buku tentang seseorang yang menyesali hubungannya dengan pacarnya dahulu. Konon, saat ia masih dengan pacarnya, ia pernah melakukan hubungan di luar nikah. Pada awalnya perempuan itu menolak untuk melakukan hal tersebut, namun pacarnya selalu membujuknya. Dan tahukah kamu kira – kira apa yang dikatakan sang pacar? Ia berkata bahwa tindakan tersebut sebagai bukti cintanya kepada sang pacar. Apabila ia menolak untuk melakukannya, berarti ia tidak serius dengan hubungan cintanya. Bahkan sang pacar pun berjanji untuk bertanggung jawab bila ada sesuatu hal terjadi pada perempuan itu. Namun karena godaan setan yang membuatnya khilaf, tanpa sadar sang perempuan mengiyakan permintaan kekasihnya. Sudah lebih dari sekali sang kekasih meminta kehormatan sang perempuan itu, dan ia terima. Namun pada suatu saat ia menolak, sang kekasih marah dan akhirnya laki-laki tersebut meninggalkan perempuan itu dan pergi menjauhinya sejauh – jauhnya. Apakah disini penyesalan akan mengembalikan keadaan seperti normal? Tidak.
                Saudara-saudaraku –khususnya kaum hawa—yang ane sayangi, masihkah kamu menganggap hubungan berpacaran hal yang lumrah? Ataukah kamu masih punya alasan lain untuk mempertahankan pacaran sebagai hubungan yang baik? Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya Yang telah melarang umat Islam untuk mendekati zina dan memberi batasan-batasan bergaul antara laki-laki dan perempuan, karena pada hakikatnya hal tersebut ditetapkan agar tidak ada lagi kedzaliman dalam hubungan sosial antar sesama manusia, wallahu a’lam. Semoga dengan artikel singkat ini dapat membuka lebar mata para pembaca tentang bahayanya berpacaran. Kritik dan saran ane tunggu di kolom "komentar".