Prihatin, loh. Banyak orang rela bertindak "gila" dengan
alasan cinta dan sayang, tapi sebenarnya dia sedang menghancurkan masa depannya
dengan cara yang tidak tepat. Yap, kali ini ane bicara soal cinta dua insan berbeda dari jenis kelaminnya.
Oke, mari kita flashback
lagi ke beberapa kasus yang sering terjadi. Bunuh mantan pacar, pemerkosaan,
aniaya pacar, perselingkuhan, hamil di luar nikah, dan segudang masalah
lainnya. Coba kita bayangkan, apakah masalah - masalah tersebut sering terjadi
bahkan sangat amat sering terjadi khususnya di Indonesia? Bagaimana perasaan
kita saat melihat kasus tersebut sering diberitakan di TV? Shock, kaget,
sedih, prihatin, atau hanya biasa - biasa aja? Kalau biasa - biasa aja,
apa yang ada di benak saudara - saudara? Kalau boleh ane tebak
mungkin aja dalam hati saudara – saudara ada yang berbisik begini,
"ah, udah sering terjadi.", "ya mau bagaimana lagi, keadaannya memang begitu.", atau
"namanya juga udah cinta, jadi
gila deh.". Pernahkah kamu
berpikir mengapa ini sering terjadi? Apa akar penyebabnya? Yuk mari ane ajak
untuk berpikir lebih dalam.
Coba kamu bayangkan,
ketika kamu cinta dengan seseorang lalu kamu berpacaran dengannya selama
bertahun - tahun (misalkan 10 tahun). Lalu di tengah jalan hubunganmu harus
berakhir secara paksa dan orang yang sangat amat kamu cintai itu pergi besama
yang lain. Mungkin nggak kamu bisa move on dalam waktu yang cepat? Kalau ane
tebak, pasti tidak. Kalaupun ada, itu hanya segelintir orang yang berhasil.
Lalu apa yang mungkin bisa dilakukan kalau keadaannya sudah begitu?
Dampak lain dari
berpacaran terlalu lama namun kandas di tengah jalan, yaitu gagal move on
sampai ke pernikahan dengan pasangan yang lain. Biasanya, terlalu sering
bersama – sama dengan seseorang hingga membentuk momen – momen yang indah dan
berkesan akan menyisakan bekas yang mendalam dalam memori dan hatinya. Meskipun
sudah lama berpisah dan bertemu dengan pasangan yang lain, ia akan tetap
terkenang – kenang masa – masa indah itu terutama saat bertemu mantan
pacar—eaa--. Makanya, tidak heran jika pasangan kita coba – coba curi pandang
atau sejenisnya dengan mantan pacarnya dahulu, hehehe.
Di lain kasus,
biasanya pacaran itu rawan selingkuh. Kok bisa? Bisa dong, karena pacaran
adalah ikatan cinta tanpa peresmian. Artinya, jika ada dua insan yang sama-sama
suka, biasanya mereka akan menjalin ikatan cinta tanpa ingin diresmikan—baca:
nikah. Ini juga salah satu bentuk ketidak seriusan seseorang dalam menjalin
cinta dengan pasangannya, karena pernikahan adalah salah satu bentuk keseriusan
seseorang dengan pasangannya. Tanpa adanya pernikahan, seseorang yang
berpacaran pun akan menganggap remeh dengan urusan hubungannya. Bila ia sudah
bosan dengan pasangannya, ia bisa saja mencari pasangan lain dan memutuskan
hubungan dengan pacaranya secara sepihak. Kalau sudah begitu, kepada siapa kita
bisa menuntut? Tidak ada. Akibatnya, terjadilah macam – macam peristiwa
negatif, salah satu yang ekstrim ialah pembunuhan mantan pacar. Hal itu pun
akan tipis kemungkinannya bilamana hubungan cinta dijalin dalam bentuk
pernikahan, karena dalam pernikahan tidak hanya melulu soal cinta tetapi juga
soal tanggung jawab.
Pacaran juga merupakan
gerbang dari segala bentuk perzinahan. Kamu tahu kan peristiwa hamil di luar
nikah? Mengapa bisa demikian? Ane pernah membaca kisah seseorang perempuan dari
sebuah buku tentang seseorang yang menyesali hubungannya dengan pacarnya
dahulu. Konon, saat ia masih dengan pacarnya, ia pernah melakukan hubungan di
luar nikah. Pada awalnya perempuan itu menolak untuk melakukan hal tersebut,
namun pacarnya selalu membujuknya. Dan tahukah kamu kira – kira apa yang
dikatakan sang pacar? Ia berkata bahwa tindakan tersebut sebagai bukti cintanya
kepada sang pacar. Apabila ia menolak untuk melakukannya, berarti ia tidak
serius dengan hubungan cintanya. Bahkan sang pacar pun berjanji untuk bertanggung
jawab bila ada sesuatu hal terjadi pada perempuan itu. Namun karena godaan
setan yang membuatnya khilaf, tanpa sadar sang perempuan mengiyakan permintaan
kekasihnya. Sudah lebih dari sekali sang kekasih meminta kehormatan sang
perempuan itu, dan ia terima. Namun pada suatu saat ia menolak, sang kekasih
marah dan akhirnya laki-laki tersebut meninggalkan perempuan itu dan pergi
menjauhinya sejauh – jauhnya. Apakah disini penyesalan akan mengembalikan
keadaan seperti normal? Tidak.
Saudara-saudaraku
–khususnya kaum hawa—yang ane sayangi, masihkah kamu menganggap hubungan
berpacaran hal yang lumrah? Ataukah kamu masih punya alasan lain untuk
mempertahankan pacaran sebagai hubungan yang baik? Maha Benar Allah dengan
segala firman-Nya Yang telah melarang umat Islam untuk mendekati zina dan
memberi batasan-batasan bergaul antara laki-laki dan perempuan, karena pada
hakikatnya hal tersebut ditetapkan agar tidak ada lagi kedzaliman dalam
hubungan sosial antar sesama manusia, wallahu a’lam. Semoga dengan artikel singkat ini dapat membuka lebar mata para pembaca tentang bahayanya berpacaran. Kritik dan saran ane tunggu di kolom "komentar".