Bismillaahir Rahmaanir Rahiim…
Malam ini dikejutkan dengan kabar
yang mencekak pikiranku, harga BBM lagi-lagi naik setelah sempat turun. Tak ada
siaran live di tv mengenai siding kenaikan harga, semua terjadi mendadak tepat
pukul 00.00 WIB 28 Maret 2015. Ada apa ini? padahal baru saja teman-temanku
yang aktivis turun aksi di depan istana Bogor mewakili almamater kampusku
bersama para aktivis kampus yang lain. Apa yang ada di pikiran para penguasa? Tak
takutkah mereka kejadian 1998 terulang lagi? Sungguh, ini menimbulkan beribu
pertanyaan berkeliaran di kepalaku..
Akupun merenung, sejak lengsernya
masa orde baru yang ditokohi oleh Soeharto sebagai rezim penguasa, artinya kita
masuk dalam masa reformasi. Lalu pada masa reformasi, berganti tahun ke tahun,
berganti presiden demi presiden, sepertinya tak ada perubahan yang lebih baik. Katanya
Indonesia sudah merdeka hampir 70 tahun. Bayangkan, itu seusia kakek/nenek kita
lho. Kupikir, setelah masa reformasi justru malah terjadi keselewengan yang
kebablasan. Seharusnya Indonesia saat ini sudah cukup matang untuk mandiri,
namun nyatanya sampai detik ini negara yang kaya sumber daya alam masih saja
meringis kesakitan karena dipimpin oleh para penguasa boneka.
Kawan, kau tahulah maksud tulisan paragraf
keduaku seperti apa. Kau juga bisa merasakan betapa banyak orang-orang miskin
di sekitar kita sepanjang hidupnya hanya merasakan kesengsaraan hidup akibat
ekonomi yang tak kunjung membaik. Sungguh, banyak ketidakadilan terjadi tepat
di depan mata kita. Lihatlah para orang tua renta yang dituduh mencuri sandal, mencuri
kakao, kayu jati, mereka dihukum penjara bertahun-tahun tanpa diberi
keringanan. Sedangkan para koruptor yang jelas-jelas mencuri uang rakyat
milyaran bahkan triliyunan masih bisa diberi remisi. Anak kecil pun tahu bahwa
perbuatan itu tidaklah masuk akal. Lalu apa yang salah dengan Indonesia? Setiap
ada pemilihan presiden baru, kita selalu menaruh harapan besar kepada calon
presiden itu. Aku ingat betul bagaimana saat Pak Jkw terpilih sebagai presiden
begitu antusiasnya masyarakat terutama rakyat wong cilik yang menjadi “korban” blusukannya
Pak Jkw. Namun apa? Kekejaman yang sama terjadi lagi. Bahkan lebih mencekik
lagi kebijakan Pak Jkw dibandingkan periode pemerintahan Pak SBY.
Lalu aku berpikir lagi. Jikalau seandainya
Pak Jkw tercinta akhirnya menanggalkan jabatannya dengan sukarela ataupun
terpaksa, siapa yang akan menggantikan beliau? Akankah keadaannya lebih
membaik? Yang kutahu dan kurasakan, tak ada perubahan signifikan pada
peningkatan segala lini kehidupan bangsa Indonesia setelah mengalami 7 kali
pergantian rezim presiden. Masa reformasi nyatanya tidak memberikan hasil yang
membaik. Kemudian timbul dalam benakku sebuah pertanyaan. Mungkinkah semua ini
karena sistem pemerintahan yang saat ini kita anut? (baca: demokrasi) yang
kutahu, system demokrasi merupakan system warisan dari penjajah kita terdahulu.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara kita diatur oleh “orang asing” yang
memiliki kepentingan di negeri ini. mereka menjejalkan kita dengan sistem yang
saat ini kita sebut sebagai demokrasi. Lalu timbul sebuah pertanyaan. Mengapa tak
kita coba gulingkan saja sistem demokrasi dengan sistem yang lebih baik? Nyatanya
berganti presiden tak juga efektif meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Lalu
apa kira-kira system yang terbukti mampu memperbaiki segala aspek kehidupan
negara berdasarkan bukti sejarah? Kemudian teringat olehku sebuah system negara
yang diusung oleh Rasulullah. Sebuah system negara yang mampu bertahan berabad –
abad lamanya dan terbukti mampu memperbaiki segala aspek kehidupan masyarakat
baik dari segi politik, sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan teknologi. Ya,
sistem Khilafah ‘ala minhaj An-nubuwwah. Mungkin bagi mayoritas masyarakat masih
terdengar asing, atau bahkan identik dengan “teroris”. Miris memang, karena
para “orang asing” ini tak mau Indonesia bangkit karena menggunakan sistem yang
benar sehingga menciptakan opini yang negative tentang tegaknya khilfah
khususnya melalui pemberitaan yang negatif tentang ISIS secara terus menerus
dimana ISIS diidentikkan sebagai ikon khilafah yang menakutkan. Lalu seperti
apa sistem khilafah yang sebenarnya? Seperti apa sejarahnya? Tunggu postinganku
selanjutnya mengenai penjabarannya. ^_^