Jumat, 27 Maret 2015

Benarkah Ganti Presiden adalah Solusi?

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim…
Malam ini dikejutkan dengan kabar yang mencekak pikiranku, harga BBM lagi-lagi naik setelah sempat turun. Tak ada siaran live di tv mengenai siding kenaikan harga, semua terjadi mendadak tepat pukul 00.00 WIB 28 Maret 2015. Ada apa ini? padahal baru saja teman-temanku yang aktivis turun aksi di depan istana Bogor mewakili almamater kampusku bersama para aktivis kampus yang lain. Apa yang ada di pikiran para penguasa? Tak takutkah mereka kejadian 1998 terulang lagi? Sungguh, ini menimbulkan beribu pertanyaan berkeliaran di kepalaku..
Akupun merenung, sejak lengsernya masa orde baru yang ditokohi oleh Soeharto sebagai rezim penguasa, artinya kita masuk dalam masa reformasi. Lalu pada masa reformasi, berganti tahun ke tahun, berganti presiden demi presiden, sepertinya tak ada perubahan yang lebih baik. Katanya Indonesia sudah merdeka hampir 70 tahun. Bayangkan, itu seusia kakek/nenek kita lho. Kupikir, setelah masa reformasi justru malah terjadi keselewengan yang kebablasan. Seharusnya Indonesia saat ini sudah cukup matang untuk mandiri, namun nyatanya sampai detik ini negara yang kaya sumber daya alam masih saja meringis kesakitan karena dipimpin oleh para penguasa boneka.
Kawan, kau tahulah maksud tulisan paragraf keduaku seperti apa. Kau juga bisa merasakan betapa banyak orang-orang miskin di sekitar kita sepanjang hidupnya hanya merasakan kesengsaraan hidup akibat ekonomi yang tak kunjung membaik. Sungguh, banyak ketidakadilan terjadi tepat di depan mata kita. Lihatlah para orang tua renta yang dituduh mencuri sandal, mencuri kakao, kayu jati, mereka dihukum penjara bertahun-tahun tanpa diberi keringanan. Sedangkan para koruptor yang jelas-jelas mencuri uang rakyat milyaran bahkan triliyunan masih bisa diberi remisi. Anak kecil pun tahu bahwa perbuatan itu tidaklah masuk akal. Lalu apa yang salah dengan Indonesia? Setiap ada pemilihan presiden baru, kita selalu menaruh harapan besar kepada calon presiden itu. Aku ingat betul bagaimana saat Pak Jkw terpilih sebagai presiden begitu antusiasnya masyarakat terutama rakyat wong cilik yang menjadi “korban” blusukannya Pak Jkw. Namun apa? Kekejaman yang sama terjadi lagi. Bahkan lebih mencekik lagi kebijakan Pak Jkw dibandingkan periode pemerintahan Pak SBY.
Lalu aku berpikir lagi. Jikalau seandainya Pak Jkw tercinta akhirnya menanggalkan jabatannya dengan sukarela ataupun terpaksa, siapa yang akan menggantikan beliau? Akankah keadaannya lebih membaik? Yang kutahu dan kurasakan, tak ada perubahan signifikan pada peningkatan segala lini kehidupan bangsa Indonesia setelah mengalami 7 kali pergantian rezim presiden. Masa reformasi nyatanya tidak memberikan hasil yang membaik. Kemudian timbul dalam benakku sebuah pertanyaan. Mungkinkah semua ini karena sistem pemerintahan yang saat ini kita anut? (baca: demokrasi) yang kutahu, system demokrasi merupakan system warisan dari penjajah kita terdahulu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara kita diatur oleh “orang asing” yang memiliki kepentingan di negeri ini. mereka menjejalkan kita dengan sistem yang saat ini kita sebut sebagai demokrasi. Lalu timbul sebuah pertanyaan. Mengapa tak kita coba gulingkan saja sistem demokrasi dengan sistem yang lebih baik? Nyatanya berganti presiden tak juga efektif meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Lalu apa kira-kira system yang terbukti mampu memperbaiki segala aspek kehidupan negara berdasarkan bukti sejarah? Kemudian teringat olehku sebuah system negara yang diusung oleh Rasulullah. Sebuah system negara yang mampu bertahan berabad – abad lamanya dan terbukti mampu memperbaiki segala aspek kehidupan masyarakat baik dari segi politik, sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan teknologi. Ya, sistem Khilafah ‘ala minhaj An-nubuwwah. Mungkin bagi mayoritas masyarakat masih terdengar asing, atau bahkan identik dengan “teroris”. Miris memang, karena para “orang asing” ini tak mau Indonesia bangkit karena menggunakan sistem yang benar sehingga menciptakan opini yang negative tentang tegaknya khilfah khususnya melalui pemberitaan yang negatif tentang ISIS secara terus menerus dimana ISIS diidentikkan sebagai ikon khilafah yang menakutkan. Lalu seperti apa sistem khilafah yang sebenarnya? Seperti apa sejarahnya? Tunggu postinganku selanjutnya mengenai penjabarannya. ^_^