Mungkin
merantau adalah pilihan yang berat bagi beberapa orang. Namun apa daya bila
merantau adalah pilihan terbaik untuk membangun masa depan, mau tak mau hal itu
akan tetap dilakukan. Aku memutuskan untuk memilih Bogor sebagai tempat
rantauanku yang tidak begitu jauh dengan Bekasi, tetapi bagiku tetap saja
sedikit terasa berat dalam hati ini untuk berpisah dengan orang tua. Namun pernahkah
kita berpikir saat di tanah rantauan kita tidak bisa menemani orang tua kita di
saat – saat terakhirnya? Tiba – tiba terdengar kabar tidak menyenangkan yang
asalnya dari rumah kita sendiri. Dan saat itu pula timbul rasa penyesalan yang
tiada lagi berguna. Kita tak tahu umur kita sampai batas mana. Kita hanya asik
saja dengan dunia rantauan kita yang begitu menantang, hingga lupa menghubungi
atau kembali ke kampung halaman saat sedang libur. Ya, soal ini memang di luar
kuasa kita.
Mungkin
kita memang butuh waktu lama untuk hidup mandiri tanpa orang tua, tetapi kita
lupa bahwa sebenarnya orang tua sudah sangat rindu dengan kehadiran kita meski
kadang diungkapkan. Mereka mengharapkan kabar dari kita, tapi seringkali kita
lalai menghubungi mereka untuk sekedar menyapa. Satu hal yang penting, jangan
sia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk sekedar bercengkrama
dengan orang tua. Banyak – banyaklah berdoa agar kita diberi kesempatan untuk
berada di sisi orang tua kita di saat – saat terakhir hidup mereka. Persembahkanlah
yang terbaik bagi mereka sebelum datang penyesalan yang teramat dalam.
*sekedar bahan renungan