Tidak terasa, sudah satu tahun lamanya aku menempuh hidupku
sebagai seorang mahasiswa. Kupikir kehidupan sebagai seorang mahasiswa itu
menyeramkan. Dosen yang kurang ramah, tugas yang bertumpukan, pergaulan yang
lebih bebas, dan sederet pikiran negatif lainnya. Memang ada benarnya, tapi
tidak sepenuhnya benar. Lalu mana yang benar? Hehe jangan diambil pusing. ^^
oke, kalin ini aku ingin sedikit berbagi cerita mengenai pengalamanku selama
satu tahun itu.
Kurang lebih
pada tanggal 15 Agustus 2013, aku mengikhlaskan diri untuk menerima tawaran
sebagai mahasiswa Akademi Kimia Analisis Bogor. Dan dari situlah sederet
perjuanganku dimulai. Pada awalnya aku memang agak kaget dengan sederetan
aktivitas yang menghujam. Bingung? Sudah jelas. Mengapa bingung? Karena aku
keteteran untuk mengejar tiap target – target. Sebagai seorang mahasiswa
bertitel sains, sudah barang tentu aku menjalani sederetan praktikum di
laboratorium beserta pengerjaan laporannya. Ditambah lagi kampusku adalah
akademi, sudah jelas para asdos*nya akan mendidik kami dengan kedisiplinan. Disamping
laporan praktikum yang harus diselesaikan, sederetan tugas kelompok dan
individu yang harus selesai juga tepat waktu, aku juga meluangkan waktuku untuk
ikut organisasi dan kepanitiaan di kampus. Lelah? Sudah tentu. Bahkan aku
sempat menangis karena merasa tidak sanggup menjalani semua aktivitas itu. Namun
kesibukan itu ternyata memberi banyak pelajaran berharga bagiku. Melaluinya,
aku bisa berpikir sedikit –pake banget—lebih dewasa. Aku juga bisa bertemu
teman – teman yang hebat dan menginspirasiku sengaja ataupun tidak sengaja. Aku
menjadi lebih mengerti bagaimana memenej waktu dengan baik, memahami perbedaan
tiap karakter seseorang, merasa lebih banyak mendekatkan diri kepada Allaah,
daaan sebagai bagainya.
Masalah
pergaulan, alhamdulillaah aku tidak perlu khawatir soal itu. Selama kita
menjaga diri dalam poros kebaikan, insya Allaah kita akan terhindar dari
pergaulan bebas. Bila kau mencari teman yang baik, carilah mereka di tempat
yang baik. Bila kau sering berada di tempat yang buruk, maka kau akan sering
berkawan dengan orang – orang yang tidak baik. Persis seperti yang dipepatahkan
Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam. Bila kau dekat – dekat dengan tukang
parfum, maka bajumu akan bau parfur. Bila kau dekat – dekat dengan tukang besi, maka bajumu akan bau besi.
Namun sederetan
aktivitas yang dijalani harus didasari dengan apa yang ingin dicapai di masa
depan. Bila kita sibuk gak karuan hingga mengabaikan tujuan utama kita yaitu akademik
–seperti yang diamanahkan oleh orang tua—dan hasilnya nihil, itu sama saja akan
membuang banyak waktu kita dan menyisakan penyesalan di akhir nanti. Kita perlu
memikirkan tiap resiko dari apa yang kita putuskan untuk mengurangi rasa
penyesalan di akhir cerita.
Pada intinya,
saat aku menjadi seorang mahasiswa, aku merasa lebih bebas mengeksplor diri ke
dalam hal – hal yang menyangkut cita – citaku. Biasanya, jati diri seorang anak
muda akan semakin terlihat ketika ia memasuki masa – masa kuliah, dimana ia
lebih bebas menentukan pilihan hidupnya dan cara menyikapi setiap tantangan
yang dihadapinya. Oleh karena itu, sebelum menempuh usia remaja, orang tua
harus mempersiapakan baginya ilmu agama yang kuat agar anak tidak salah langkah
dalam mengambil langkah untuk hidupnya.
Dan di
akhir kata aku ucapkan, selamat menempuh gerbang perkuliahan, nikmati masa – masamu
sebagai seorang mahasiswa. Menjadi seorang mahasiswa bukan soal belajar belajar dan belajar, tetapi juga soal pengabdian ke
masyarakat. Karena saat ini masyarakat memang sangat membutuhkan uluran tangan
para mahasiswa yang memiliki kesempatan lebih untuk mengenyam ilmu.
*asdos: asisten dosen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar